ARU Tubarani Buleng-bulengna mangngasa (Sumpah Setia Kepada RAJA)
Apakah ARU itu? Berikut Sedikit Penjelasan yang saya dapatkan dari Tulisan H.M. Sirajuddin Bantang
Sebagaimana diketahui bahwa Gowa adalah pernah menjadi suatu kerajaan yang besar pada amannya, pernah menjadi suatu kerajaan yang berpengaruh di Nusantara, disegani oleh kawan dan lawan. Karena kekuasaan yang pernah dimiliki oleh kerajaan Gowa, sudah barang tentu mempunyai banyak laskar atau tubarani yang taat pada rajanya, yang selalu mengucapkan sumpah setia kepada rajanya (aru ), hingga saat ini sumpah tersebut masih sering diucapkan dihadapan para pemimpin yang datang berkunjung ke daerah Gowa. Suatu susunan sastra dalam bahasa Makassar, yang di isi dengan kalimat – kalimat sumpah setia yang penuh keberanian diucapkan oleh salah seorang tubarani, atau wakil dari salah seorang Gallarang dihadapan raja. Susunan kalimatnya ringkas namun dari kalimat itu terkandung kesetiaan masyarakat yang diwakili oleh tubaraninya.
Teknik memainkan Aru Sebagaimana biasanya apabila akan menyampaikan suatu sumpah atau ikrar dihadapan seorang raja, maka dipilihlah seorang dart wakil masyarakat atau tubarani untuk mengucapkan sumpah setia (aru). Orang yang terpilih umumnya mempunyai vocal yang lantang, wajah yang seram, berani menantang wajah sang raja. Yang terpilih ini juga merupakan suatu kehormatan berhadapan dengan sang raja dan pembesar lainnya (sekarang berhadapan para pejabat dan petinggi lainnya), dan mendapat tempat yang penting ditengah – tengah masyarakat.
Pada saat tampil dihadapan sang raja, pembawa aru sudah harus menampakkan wajah kesetiaan, wajah loyalitas dan wajah dedikasi yang tinggi. Badan harus tegap, sambil mencabut keris (badik) sang pembawa aru menyampaikan arunya dan mempermainkan kerisnya (badiknya) sesuai dengan apa yang diucapkan oleh sang pembawa aru.
Lokasi permainan aru
1. Upacara adat yang berkaitan kerajaan.
2. Menjemput tamu dari luar (khusus pejabat)
3. Akan berangkat perang
4. Pernyataan kesetiaan tubarani
adapun salah satu Contoh dari Syair-Syair AARU adalah
Aru tubarani dan Mangasa
Cini – cini mami sallang karaeng
Bulaeng – bulaengna mangasa
Jangang Tani pakkurua
Bukkuru tani kadoa
Iya-iyannamo sallang karaeng
Rewa anngang na inakke
Tampa tetea ri ada
Kupolong tallu pokeku attannga parang
Kupolong appaki selekku abbangkeng romang
Iya-iyanamo sallang karaeng
Rewa anngang na inakke
Iya-iyannamo sallang karaeng
Barani yanngan na make
Sekre lipak kuruwai warakkanna Parangtambung
Sekre lipak kuruwal timboranna Bulussari
Nani cini buraknena burakneya
Tanrinna tau lolowa
Dampenna anak raraya
Tena jail kawang tana katto
Benteng tannga tana ambi
Tena todong bili tang pantamai
Kamma tommama sallang karaeng
Layang – layang nionjong attannga parang
Narikbakkang anak ratite
Nalollong anak rnariyang
Nampa kukana sallang karaeng
Inakke minne farina buleng – bulengna Mangasa
Artinya
Yang mulia
Kelak akan terlihat
Buleng-Bulengna Mangasa
Ayam jantan sipenantan
Perkutut membuat tak berkutik
Yang mulia
Barang siapa kelak
Lebih jantan dari kami
Yang tidak mengenal adat
Akan kupatahkan tombakku ditengah padang
Akan kupatahkan badikku di kaki bukit
Yang mulia
Barang siapa kelak
Lebih jantan dari kami
Selembar sarung kelak berdua
Berlaga didekat parang tambung
Bertarung dekat gunung sari
Kelak kelihatan siapa yang lebih jantan
Kelak kelihatan siapa yang lebih berani
Semua tiang akan dipanjat
Semua bilik akan dibongkar
Kami kelak seperti layang – layang
Melayang ditengah angkasa
Melayang dengan peluru meriam
Kami adalah buleng-bulengna Mangasa
Ya… ini adalah Salah satu Syair-Syair ARU dari Kebudayaan Daerah Makassar yang semakin lama semakin Menghilang.
Yang sebenarnya bisa di Jadikan kebanggaan Masyarakat itu sendiri atas Budaya daerahnya.
Zaman Semakin Modern tapi apakah Sifat Dasar Mesti kita Hilangkan